Masih segar dalam ingatan saya ketika pada tahun 1994 di sekolah saya mencoba komputer untuk yang pertama kali di sekolah. Komputer ini berbasiskan microprocessor Intel 8086. Tidak hanya lambat karena tidak mempunyai hardisk dan hanya mempunyai RAM tidak lebih dari 64 KB, bahkan layar monitornya pun masih berwarna hijau. Namun untuk seseorang yang baru pertama kali 'berkenalan" dengan komputer, pada waktu itu hal ini sudah cukup untuk mengundang kekaguman tersendiri bagi saya.
Untuk menggunakan komputer ini, mempunyai sebuah disket DOS adalah merupakan hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Jika Anda sudah menyalakan komputer, namun Anda belum memasukkan disket DOS untuk booting, maka bersiap-siaplah untuk "berjumpa" program BASIC. Pada waktu itu BASIC merupakan program yang sudah terpasang (built-in) pada setiap komputer 8088/8086 atau kompatibel dengan IBM PC.
Seiring dengan perkembangan zaman, tanpa kita sadari sekarang kita hidup di dalam dunia yang sedang mengalami proses revolusi penerapan teknologi komputer yang disebut dengan compurization (komputerisasi). Komputerisasi tidak hanya mempengaruhi Anda secara pribadi, tetapi juga keluarga Anda, masyarakat, organisasi-organisasi dan hampir seluruh aspek kehidupan manusia di dunia ini tidak luput dari sentuhan komputerisasi.
Revolusi adalah merupakan jalan hidup dalam dunia industri komputer. 20 tahun yang lalu, komputer masih berupa mainframe sehingga harganya begitu mahal dan berukuran sangat besar. Itulah zaman era keemasan komputer mainframe. Hanya sedikit orang yang berkesempatan untuk bersentuhan dengan teknologi komputer.
Revolusi Dunia Pemrograman
Pemrogram pada komputer generasi pertama kebanyakan adalah adalah ahli teknik dan ahli matematika yang tertarik menggunakan komputer untuk menyelesaikan permasalahan di bidangnya. Program yang dibuat pada generasi ini dilakukan dengan cara menghubungkan beberapa sirkuit di dalam komputer atau membuat program dalam bahasa mesin yang disimpan di memori komputer secara permanen. Biasanya program tersebut sifatnya unik untuk suatu aplikasi tertentu dan bila akan digunakan untuk aplikasi yang lain, terpaksa harus memprogram sirkuit kembali atau menulis kembali program di dalam bahasa mesin.
Bahasa pemrograman yang paling awal dirancang pada tahun 1950-an dan dibuat semata-mata untuk memecahkan masalah matematika yang kompleks. Bahasa-bahasa tersebut agak membingungkan bagi orang awam. Namun hal itu bukanlah masalah berbesar, karena komputer hanya ditemukan di lembaga-lembaga riset besar. Lambat laut tentunya orang sadar bahwa teknologi komputer bisa berguna tidak hanya untuk melakukan perhitungan matematika, namun bisa berguna untuk bidang yang lain. Maka komputer pun mulai menjadi barang yang biasa ditemukan di lingkungan bisnis dan universitas. Dengan semakin banyaknya orang yang menggunakan komputer, semakin banyak pula orang yang sadar bahwa bahasa pemrograman yang rumit hanya akan menghambat perkembangan komputer itu sendiri.
Pada tanggal 1 Mei 1964, penemu bahasa BASIC, yaitu Profesor John G. Kemeny dan Thomas E. Kurtz di Dartmouth College di New Hampshire menjalankan pertama kali program BASIC.
Bahasa BASIC (Beginner's All-purpose Symbolic Instruction Code) merupakan bahasa tingkat tinggi yang berbentuk interpreter, yang memungkinkan untuk mengoperasikan komputer secara interaktif, program dapat ditulis, dijalankan, diubah dan dijalankan lagi tanpa harus melalui tahap kompilasi seperti pada bahasa tingkat tinggi lainnya yang berbentu compiler. Bahasa ini dirancang khusus untuk memudahkan tugas belajar memprogram.
Dalam waktu kurang dari 2 dekade bahasa C telah berkembang dengan pesat, tepatnya pada awal tahun 1970-an ketika Dennis Ritchie dari Bell Laboratories mulai memperkenalkan bahasa C untuk digunakan dalam lingkungan intern Bell Laboratories.
Pada tahun 1975, Paul Allen, pemrogram muda yang bekerja ada perusahaan komputer Honeywall dengan teman masa kecilnya William Bill Gates menawarkan interpreter BASIC kepada Ed Robert, pemilik perusahaan MITS yang memproduksi komputer mikro Altair 8800 yang mempunyai RAM 4 KB. Kedua orang ini semasa di SMA sudah pernah mendirikan perusahaan dengan nama Traf-O-Data, tetapi tidak sukses.
Ed Robert berjanji akan membeli interpreter BASIC tersebut apabila ia bisa berjalan di atas komputer Altair. Paul Allen dan Bill Gates mengembangkan interpreter BASIC tersebut tanpa pernah melihat secara langsung bentuk dari komputer Altair, apalagi menggunakannya. Apa yang mereka andalkan adalah manual dari microprocessor Intel 8080 yang digunakan di Altair dan diagram dari komputer Altair itu sendiri. Untuk mengujinya, mereka menjalankan interpreter BASIC-nya pada komputer besar dan akhirnya merekam hasilnya ke pita kertas (paper tape).
Ketika Paul Allen akan mendemonstrasikan hasil kerjanya pada Ed Robert, dia teringat bahwa belum ditulis suatu program loader untuk membaca dan meletakkan interpreter BASIC yang ada di paper tape ke dalam main memory Altair. Paul Allen langsung menulis program loader tersebut dalam bahasa mesin dan memanggil interpreter BASIC dari pita kertas. Setelah beberapa menit, program berhasil masuk ke main memory. Paul Allen menyadari bahwa dia dan Bill Gates telah membuat banyak kesalahan di sana-sini, walaupun demikian, interpreter BASIC ini akhirnya dapat berjalan juga di komputer mikro Altair dan Ed Robert jadi membelinya. Untuk kedua kalinya, Paul Allen dan Bill Gates mendirikan suatu perusahaan yang disebut dengan Microsoft, yang terkenal sampai sekarang. Inilah cikal bakal dari BASIC yang terkenal itu.
Sebelum tahun 1980, sistem operasi (operating system - OS) yang paling banyak digunakan dan dianggap sebagai standar dari OS adalah CP/M-80 buatan Digital Research. Tetapi sejak tahun 1980, Microsoft Corporation di Bellevue, Washington yang dikepalai oleh Bill Gates, mengembangkan OS dengan nama MS-DOS (MicroSoft - DiskOperating System) untuk komputer 16 bit.
MS-DOS dipergunakan di komputer mikro yang menggunakan microprocessor Intel 8088 atau Intel 8086, sedang CP/M digunakan pada komputer mikro yang menggunakan Intel 8080 (8 bit). Pada waktu itu, orang menganggap bahwa MS-DOS sebagai standar OS untuk komputer 16 bit.
MS-DOS dikembangkan dalam waktu yang sangat singkat, karena berasal dari sistem operasi QDOS versi 0.10 yang dibuat oleh perusahaan Seattle Computer Products. QDOS yang selanjutnya adalah MS-DOS dibuat dengan menggunakan bahasa mesin (assembler) untuk dengan pertimbangan terbatasnya memori dan juga kecepatan yang dimiliki oleh komputer Altair. Pada bulan Juli 1981, Microsoft membeli hak cipta dari QDOS dan mengubahnya sedikit untuk dijual kepada IBM. Sejak IBM memilih MS-DOS untuk diterapkan pada IBM PC, yang kemudian diberi nama IBM PC-DOS, lebih dari 50 pabrik komputer menggunakan MS-DOS untuk diterapkan pada komputer buatannya.
Sebagai infromasi tambahan, memprogram dengan menggunakan bahasa mesin (assembly) adalah merupakan mimpi buruk yang dialami oleh para pemrogram. Apalagi jika memprogramnya dalam lingkungan DOS. Tidak jarang komputer menjadi hang ketika program yang sudah di-compile dijalankan.
Beberapa tahun kemudian muncullah bahasa pemrograman tingkat tinggi yang dengan menawarkan berbagai macam fungsi dalam pustakanya (library). Akan tetapi, untuk membuat sebuah aplikasi bisnis berbentuk grafik masih merupakan pekerjaaan yang cukup sulit untuk dilakukan. Jangankan aplikasi berbentuk grafik untuk menangani permasalahan mencetak data ke dalam printer saja sudah cukup untuk membuat pemrogram kesulitan. Belum lagi untuk membedakan antara printer satu dengan yang lainnya, walaupun keduanya mempunyai tipe yang sama, yaktu sama-sama dotmatrix, pemrogram harus terlebih dahulu membuat sebuah program yang mengakomodasi semua printer tersebut. Itulah gambaran kesulitan yang dialami oleh generasi pertama pemrogram. Dibutuhkan lebih dari 20 tahun untuk mendapatkan lingkungan pemrograman berbasis DOS yang cukup stabil.
Ketika komputer mikro tergusur oleh IBM PC, maka inilah zaman dimulainya era komputer pribadi (personal computer – PC) dengan antarmuka pemakai grafis (Graphical User Interface - GUI). Dengan munculnya Microsoft Windows, para pemakai PC bisa bekerja dalam lingkungan yang kaya grafis dan intuitif. Dengan GUI menyebabkan aplikasi-aplikasi jauh lebih mudah dipelajari dan dipakai. Hal ini sebagai ganti belajar mengetikkan dan menghafal perintah-perintah yang panjang, para pemakai cukup memilih sebuah menu dengan mengklik tombol mouse. Jendela-jendela pada layar memungkinkan pemakai untuk menjalankan lebih dari satu program secara bersamaan (multi-tasking). Kotak-kotak dialog muncul ketika sebuah program membutuhkan konfirmasi dari pemakai.
Kendati lingkungan ini sangat menyenangkan bagi pemakai, namun bagi para pemrogram hidup tiba-tiba terasa lebih berat. Berpindah ke Windows bukan hanya memindahkan aplikasi DOS ke dalam Windows, akan tetapi juga meninggalkan pola pikir lama menuju sebuah lapangan pola pikir baru. Mereka harus membuat dan memrogram windows, menu, tombol, textbox, font, kotak dialog, dan beragam elemen lain beserta operasi-operasi di dalamnya, bahkan untuk program yang paling sederhana sekalipun. Jadi ketika Microsoft Windows diperkenalkan, para pemrogram merasa gembira sekaligus tertekan. Gembira karena Windows memberikan platform baru untuk menuliskan aplikasi grafis serta user-friendly, tertekan karena Windows menyebabkan pekerjaan mereka menjadi jauh lebih rumit dan lebih kompleks.
Sebagai contoh, sebuah program sederhana untuk menampilkan suatu pesan ke layar bisa dituliskan dalam empat baris perintah oleh pemrogram yang bekerja di bawah MS-DOS. Program serupa untuk Windows, pada waktu itu, membutuhkan dua atau tiga halaman kode dan pemrogramnya harus belajar cara mengontrol tombol, textbox, menu, font, memori, dan sumber daya sistem lainnya. Akan tetapi manfaat Windows bagi pemakai akhir (end user) memang pasti dan dalam waktu sekejap orang-orang mulai membeli program-program yang ditulis untuk Windows. Jadi para pemrogram profesional menggertakkan giginya dan mulai menulis berhalaman-halaman kode.
Sejumlah pemrogram berhasil memindahkan dirinya ke dalam lingkungan pemrograman baru, sejumlah yang lain tertinggal di belakang. Pemrogram yang berhasil tentunya harus membayar mahal dengan belajar lagi tentang apa dan bagaimana memrogram dalam lingkungan Windows. Sedang pemrogram yang lain tentunya bukan tanpa alasan kenapa ia memilih tetap menggunakan lingkungan DOS sebagai basisnya. Ada yang mengatakan bahwa ia sudah tak sanggup lagi belajar, namun ada juga berpendapat bahwa kemampuan Windows masih diragukan. Maka hanya seleksi alamiahlah yang menentukan siapa yang menang dan siapa yang kalah.
Pada tahun 1986, Dr. Bjarne Stroustrup meluncurkan bukunya yang sangat berpengaruh dengan judul The C++ Programming Language sebagai tanda dimulainya era pemrograman berorientasi objek (Object Programming Language -OOP). Pada tahun yang sama Intel meluncurkan microprocessor 32 bit yang pertama kali yakni 386. Banyak pemrogram profesional Amerika menggunakan bahasa C++ sebagai bahasa pemrogramannya ketika membangun suatu aplikasi yang berjalan di atas Windows. Pustaka-pustaka class (class library) dibangun untuk membantu kecepatan pengembangan suatu aplikasi. Terutama class yang berhubungan dengan objek.
Banyak orang percaya bahwa Windows mengawali masa berakhirnya pemrogram amatir. Dalam dunia MS-DOS, para profesional dalam di bidang non-komputer, biasanya mampu menulis aplikasi-aplikasi sederhana yang membantu mereka dalam pekerjaannya, merampingkan perhitungan yang membosankan, atau mengelola data dengan cepat. Jadi C++ bukanlah bahasa yang tepat untuk mereka. Karena yang mereka butuhkan adalah bahasa pemrograman yang cepat dan mudah dipelajari. Sementara C++ adalah bahasa yang benar-benar berbeda dengan bahasa C sebelumnya karena mengandung OOP.
Pada waktu itu, sebagian besar pemrogram profesional membutuhkan waktu 6 bulan untuk akrab dengan konsep OOP seperti pengkapsulan (encapsulation), pewarisan (inheritance), dan polimorfisme (polymorphism). Namun bisakah setiap orang memahami hal-hal tersebut? Tentu tidak, apalagi tuntutan pemrograman dalam Windows begitu rumit bahkan untuk aplikasi yang paling sederhana sekalipun.
Tuntutan ini terjawab pada 1991, ketika Microsoft memperkenalkan Visual Basic versi 1.0. Sistem pemrograman Visual Basic mengemas kerumitan Windows dengan cara yang benar-benar menakjubkan. Sejumlah besar pemrogram yang kesulitan untuk mempelajari C++ atau pemrogram yang membutuhkan bahasa pemrograman yang lebih mudah dan lebih produktif untuk lingkungan Windows 3.0, dapat dengan mudah dan sukses pindah ke Visual Basic.
Dengan mengkombinasikan kemampuan bahasa Basic dan peranti desain visual, bahasa ini menyediakan kesederhanaan dan kemudahan pakai tanpa mengorbankan kinerja atau fasilitas grafis yang menyebabkan Windows menjadi lingkungan kerja yang begitu menyenangkan. Menu, tombol, textbox, font, dan semua elemen lainnya dengan mudah dapat dirancang. Dan semua fasilitas tersebut tidak membutuhkan lebih dari beberapa baris pemrograman.
Visual Basic 1.0 adalah salah satu bahasa komputer pertama yang mendukung pemrograman event-driven. Event-driven adalah gaya pemrograman yang sangat cocok untuk antarmuka pemakai grafis. Secara tradisional, pemrograman adalah sesuatu yang berorientasi pada proses dan langkah demi langkah. Sebagai ganti menuliskan sebuah program yang mengeplot setiap langkah dalam urutan tepat, pemrogram menuliskan sebuah program yang bereaksi terhadap tindakan pemakai seperti memilih sebuah menu, mengklik jendela, atau menggerak mouse. Suatu program yang besar dapat diganti dengan kumpulan miniprogram yang dipicu oleh event-event yang dilakukan oleh pemakai. Dan dengan Visual Basic, aplikasi seperti ini bisa dituliskan dengan cepat dan mudah. Sebagaimana kata Visual yang tersirat, pemrograman dilakukan secara visual. Ini berarti bahwa sebuah aplikasi sudah terlihat hasilnya walaupun belum dijalankan. Letak dan ukuran menu, textbox, tombol, dan elemen lainnya dapat dirancang dengan menggunakan mouse dan keyboard.
Peredaran awal Visual Basic sukses besar, terjual puluhan ribu copy dan meraih penghargaan-penghargaan dari hampir semua majalah komputer. Pada musim gugur tahun 1992, Visual Basic versi 2.0 diluncurkan dengan menawarkan kehebatan dan fasilitas-fasilitas penting.
Untuk memenuhi untuk tuntutan dari para pemrogram seiring dengan perkembangan bisnis perusahaan, beberapa tahun kemudian Visual Basic 3.0 diluncurkan dengan kinerja yang sudah ditingkatkan. Bukan hanya DAO (Data Access Object - yang berfungsi untuk mengakses database) sudah ditambahkan, tapi juga akses data visual dengan kontrol data (data control) juga sudah diberikan. Aplikasi data-browsing dapat dengan mudah dilakukan tanpa menulis kode. Kontrol OLE (Object Linking and Embedding) juga sudah ditambahkan.
Seiring dengan perkembangan teknologi microprocessor yang telah berbasis 386 ke teknologi Pentium, Microsoft pun kemudian meluncurkan Windows 32 bit-nya yang pertama kali yakni Windows 95. Windows 95 sangat terkenal karena menampilkan GUI dengan konsep baru yang lebih memudahkan pemakai dalam menjalankan aplikasi. Untuk menjembatani perubahan dari Windows 3.11 (16 bit) ke dalam Windows 95, Microsoft meluncurkan Visual Basic 4.0 yang menawarkan 2 compiler yang terpisah dan berbeda, yang satu untuk pengembangan windows 16 bit dan yang lain untuk windows 32 bit. Pada versi ini, pemrogram sudah dapat membangun program dengan berbasiskan Componen Object Model (COM) yang mendukung kemampuan untuk membuat Dynamic-Link Libraries (DLLs). Inilah untuk kali pertama konsep OOP diterapkan dalam Visual Basic.
Kemampuan untuk membangun dan mendistribusikan ActiveX Control diberikan pada Visual Basic 5.0. Dengan ditemukannya teknologi ActiveX, baik berbentuk Active DLL (COM) ataupun ActiveX Control (OCX), sebuah pasar baru yang juga berarti peluang dan pekerjaan baru telah tercipta. Adalah Dan Appleman, penulis buku Developing ActiveX Components with Visual Basic 5.0, mengatakan "ActiveX: Is It Technology or Is It Marketing?" Teknologi ActiveX telah menciptakan dan menumbungkan semangat baru dalam dunia pemrograman. Hari ini, lebih dari 1000 macam ActiveX Control telah diciptakan dan beredar di pasar dan lebih banyak lagi sedang dikembangkan.
Meskipun ActiveX Document juga sudah diberikan pada Visual Basic 5 untuk dukungan terhadap internet, namun tetap saja hal ini belumlah cukup untuk memenuhi kebutuhan pemrograman dalam membuat aplikasi berbasis internet. Menanggapi hal ini, pada 1998, Microsoft meluncurkan Visual Basic 6.0 dengan 3 fitur projek baru: Data Project, DHTML Application, IIS Application. Dengan 3 senjata baru ini, diharapkan pemrograman Visual Basic sudah mampu untuk membuat aplikasi internet yang handal. Namun ternyata, meskipun 3 fitur baru sudah diberikan hal itu belumlah cukup untuk memenuhi tuntutan perkembangan zaman. Dunia pemrograman membutuhkan lebih dari itu, revolusi Internet.